Share dulu ya sob
Facebook
Google+
Twitter
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) (Foto:Okezone) JAKARTA - Pascapenetapan real count oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) semalam, manuver partai politik untuk menentukan arah koalisi semakin menggeliat. PDI Perjuangan salah satunya, meski belum menentukan bakal calon wakil presiden (cawapres) dari Joko Widodo, partai berlambang kepala banteng moncong putih itu semakin intens menjalin komunikasi termasuk dengan masyarakat.
kemarin, Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi, melakukan road show ke wilayah Indonesia bagian timur, yakni Makassar, Sulawesi Selatan dan Manado, Sulawesi Utara.
Jokowi yang kini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, memang terbilang jarang menginjakkan kaki ke tanah Sulawesi. Apakah ini sinyal yang seolah ingin memberitahu publik bahwa cawapres Jokowi berasal dari Indonesia timur?
Seperti diketahui bahwa belakangan ini santer disebutkan bahwa cawapres ideal Jokowi berasal dari Makassar, yakni Jusuf Kalla (JK). Namun, belakangan muncul nama Abraham Samad, tokoh muda yang menjabat sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu juga dinilai cocok mendampingi Jokowi.
Meski belum menegaskan apa maksud sebenarnya kunjungan Jokowi ke tanah Sulawesi, namun mantan Wali Kota Solo itu mengaku sangat nyaman dengan kunjungannya itu. Dia pun masih malu-malu jika ditanya siapa calon wakilnya di Pilpres 2014 mendatang.
Pengamat politik, Arya Fernandes berpendapat, kunjungan Jokowi bisa jadi bagian dari strategi kampanye PDIP untuk menyasar pemilih di Indonesia bagian timur.
Pada tahap awal, kata Arya, desain kampanye diarahkan ke Indonesia timur, karena salah satu kekuatan Prabowo Subianto yang merupakan pesaing Jokowi, ialah di Indonesia bagian timur.
"Sebulan sebelum pilpres baru PDIP fokus menggarap wilayah barat, khususnya pulau jawa. Kunjungan ke Sulawesi (Makassar) bisa dibaca sebagai kode dari asal cawapres Jokowi," ujar Arya dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (10/5/2014).
Menurutnya, kultur Jokowi sebagai orang Jawa tentu berbeda dengan sebagian besar orang di Indonesia bagian timur.
Kalau Jokowi bisa melakukan pendekatan kultural lanjut Arya, maka akan efektif menarik simpati masyarakat, namun, jika pendekatan kulural tidak dilakukan dikhawatirkan upaya pencitraan itu justru tidak akan efektif.
Ihwal dua nama cawapres Jokowi yang mencuat ke publik, yakni Jusuf Kalla dan Abraham Samad, Arya meyakini bahwa kedua tokoh tersebut memiliki kelebihan masing-masing. Kedua figur asal Makassar itu juga dianggap memenuhi kualifikasi untuk mendampingi Jokowi di Pilpres 9 Juli nanti.
"Dua-duanya memenuhi kualifikasi. JK lebih berpengalaman, jago ekonomi, mempunyai koneksi yang bagus di tingkat elite. Abraham Samad relatif lebih muda. Jago hukum, namun koneksi di tingkat elite tidak sekuat JK," terang Arya.
Arya menjelaskan, dari segi kemampuan lobi-lobi politik JK lebih berpengalaman ketimbang Abraham Samad. Saat ini kata dia, pilihan ada di tangan PDIP. "Mereka mau memilih Samad yang muda tetapi kuat di bidang hukum, atau JK yang berpengalaman, jago di bidang ekonomi," tukasnya. (ydh)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.