Share dulu ya sob
Facebook
Google+
Twitter
Ilustrasi (ist) JAKARTA - Kampanye hitam bertuliskan 'RIP Jokowi' yang beredar di media sosial dinilai justru akan menuai simpati dari masyarakat. Pasalnya, kesan sebagai pihak yang terzalimi akan muncul dari kampanye hitam dari pihak tidak bertanggung jawab tersebut.
Analis politik yang juga dosen Pasca Sarjana Universitas Paramadina, Herdi Sahrasad mengatakan, masyarakat sudah semakin cerdas dalam menilai sesuatu termasuk kampanye gelap yang marak bertebaran menjelang Pemilihan Presiden 2014 mendatang.
"Bisa dimanfaatkan kelompok Pak Jokowi untuk memberi kesan dizalimi, disudutkan. Menurut saya jadi tidak efektif karena masyarakat semakin cerdas. Masyarakat saat ini sudah menerima informasi yang deras baik dari media cetak dan elektronik maupun media sosial," ujar Herdi saat dikonfirmasi, Sabtu (10/5/2014).
Menurutnya, pencitraan dengan model terkesan dizalimi saat ini sudah usang, karena hanya melakukan bentuk pengulangan (repetitif). Kampanye saat ini, kata Herdi, lebih baik diarahkan pada kampanye yang mencerdaskan masyarakat dengan beradu visi misi yang terukur.
"Dalam ilmu kebudayaan, pengulangan-pengulangan dizalimi atau ditindas, itu termasuk mannerism yang menurut saya sudah usang. Sudah tidak terlalu efektif," terang Herdi.
Herdi menambahkan, masyarakat saat ini ingin kampanye yang bersifat mencerdaskan dengan penyampaian visi misi yang jelas terukur.
"Misalnya, bagaimana memajukan kedaulatan ekonomi. Bagaimana mekanisme, metode, dan caranya? Bagaimana kerjanya, langkahnya, kebijakannya. Masyarakat ingin tahu itu dibanding kampanye dikabarkan meninggal. Itu tidak konstruktif," pungkasnya. (ydh)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.