Share dulu ya sob
Facebook
Google+
Twitter
polisi apel pengamanan pilpres (Foto: Dok. Okezone) JAKARTA - Calon presiden nomor urut satu Prabowo Subianto menyatakan siap menerima kekalahan jika memang hasil penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengeluarkan hasil yang tidak sesuai harapan. Namun, pernyataan siap kalah tidak pernah terdengar secara gamblang dari kompetitornya, Joko Widodo (Jokowi).
Akademisi dari Universitas Indonesia (UI), Taufik Bahauddin berpendapat, jika hal tersebut benar adanya, maka dalam kajian manajemen pikiran dapat dikatakan bahwa secara rasional saja Jokowi tidak menerima kekalahan.
"Dari kajian manajemen pikiran, secara rasional saja tidak mau menerima kalau kalah, apalagi secara emosional. Program otak yang dibangun cuma menang dan merupakan proses membangun keyakinan pada dirinya," kata Taufik, Jumat (18/7/2014).
Ihwal potensi konflik jika ada capres yang tidak siap kalah, menurutnya, kesiapan dan ketegasan TNI/Polri sangat dibutuhkan. Menurutnya, jika terjadi kerusuhan, maka ujung pangkalnya adalah akar rumput ditambah beberapa media yang terkadang memanas-manasi suasana.
"Tergantung kesiapan dan ketegasan TNI/Polri. Kalau rusuh mesti ujungnya akar rumput dengan media yang memanas-manasi. Khawatir ada skenario besar negara-negara asing jadi pemain paling tidak lewat media," ucapnya.
Taufik menambahkan, momentum ini bukan sekadar pilpres dan demokrasi semata, melainkan ada pertanyaan yang cukup menggelitik di balik rencana kedatangan mantan Presiden AS, Bill Clinton ke Indonesia.
"Mereka akan usahakan jadi peluang agar kita mundur lagi dan ekonomi terganggu sehingga saat AFTA tahun depan kita jadi korban," cetusnya. (put)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.