Share dulu ya sob
Facebook
Google+
Twitter
SBY-Ical (Foto: Antara) JAKARTA - Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarif Hasan mengaku terjadi miss-komunikasi terkait rencana pembentukan poros baru dengan Partai Golkar dalam menghadapi gelaran Pilpres 2014.
"Partai Demokrat memang melakukan komunikasi dengan semua pimpinan partai dan secara khusus kami memang melakukan komunikasi intensif dengan Partai Golkar, bahkan telah dibentuk satu tim kecil yang terdiri dari enam orang, saudara-saudara juga sudah tahu siapa saja anggotanya," ujarnya dalam konferensi pers di rumah dinasnya, Kompleks Widya Chandra, Jakarta Pusat, Sabtu (17/6/2014).
Enam orang itu, adalah Syarif Hasan, Jero Wacik, dan Edhi Baskoro Yudhoyono dari Demokrat. Dan dari Golkar, terdiri dari Idrus Marham, Agung Laksono, dan Tjitjip Syarif Soetardjo.
"Komunikasi tersebut intens kami lakukan, sudah tiga hari berturut-turut. Dan perlu saya sampaikan dalam komunikasi tersebut cukup bagus, namun masih perlu pendalaman lebih lanjut. Demokrat menginginkan supaya Ketua Umum Partai Golkar bersama-sama dengan Ketua Umum Demokrat Pak SBY, menjadi king maker di dalam percaturan politik Indonesia dalam membangun bangsa ini," bebernya.
Dari perolehan suara Demokrat yang lebih sedikit, maka Syarif menyerahkan kursi capres pada Golkar.
"Nah untuk cawapresnya, kami mepersilakan untuk mengambil dari nominasi-nominasi atau daftar list yang ada di peserta konvensi Partai Demokrat, ada 11 capres konvensi Partai Demokrat yang memiliki kualitas dan kompetensi yang cukup tinggi, kami persilakan, sangat terbuka," terangnya.
Di dalam perjalanan komunikasi tersebut, lanjut dia, mendapatkan penegasan dari Golkar bahwa Ical diberi mandat penuh untuk jadi capres. "Kemudian sekaligus mengusulkan agar yang jadi cawapresnya adalah Pak Pramono Edhie," tukasnya.
Menanggapi hal itu, syarif mengaku jajarannya belum menerima sepenuhnya lantaran tidak sesuai dengan misi mereka, dan juga strateginya.
(ded)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.