Share dulu ya sob
Facebook
Google+
Twitter
PDIP (Foto: Dok Okezone) JAKARTA - Partai Demokrat Indonesia (PDI) Perjuangan dikritik salah memilih konsultan politik. Pemakaian Ipang Wahid sebagai konsultan PDIP dianggap blunder lantaran Ipang pernah menjadi konsultan politiknya Fauzi Bowo.
"Agak mengherankan, bila konsultan politik yang dipakai adalah konsultan dari orang yang pernah jadi lawan politiknya Jokowi. Sementara Jokowi, adalah orang yang sedang dijagokan PDIP," kata Pengamat Politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi, Minggu (13/4/2014).
Padahal, menurut Airlangga, pemilihan konsultan politik sangat penting dalam memenangi 'perang citra' dengan pesaing politik. Salah pilih konsultan bisa jadi blunder. Airlangga juga melihat terlalu dominannya Puan Maharani dalam setiap 'serangan politik' PDIP justru kontraproduktif.
"Sentralisasi semuanya di tangan Puan juga tak baik. Harus ada pembagian peran," kata Airlangga.
Blunder di Pilpres, kata Airlangga, sangat fatal sebab persaingan kian ketat. Dia mencontohkan Prabowo sebagai pesaing terdekat Jokowi, yang kini sedang merangkak naik.
Airlangga menyarankan, sebaiknya ditimbang ulang mengganti konsultan politik. Sehingga strategi lebih variatif. "Harus ada evaluasi strategi, evaluasi semuanya. Libatkan semuanya," kata Airlangga. (ded)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.