Share dulu ya sob
Facebook
Google+
Twitter
Pemungutan suara (Foto: Foto: Antara) JAKARTA - Banyak calon anggota legislatif yang tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya gagal menjadi wakil rakyat. Beberapa dari mereka bahkan ada yang mengalami depresi berat hingga meninggal dunia.
"Misalnya ada caleg dari DPRD Tingkat III Kabupaten Bone yang mengalami depresi berat dan suka bicara di luar kontrol. Sedangkan caleg DPRD di Kabupaten Pangkep meminta kembali bantuannya berupa uang dan lampu jalan," ujar Deputi Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz mengatakan, kepada Okezone, Rabu (30/4/2014) malam.
“Bahkan caleg DPRD Kabupaten Banjar yang gagal mengalami stress berat sampai jatuh sakit dan meninggal dunia," sambungnya.
Caleg lain untuk DPRD Kabupaten Banjar, kata Masykurudin, meminta kembali ambulans yang sudah diberikan. Sementara Caleg DPRD Sidrap memberhentikan buruh sawahnya dan meminta kembali uang pemberian karena perolehan suaranya di bawah target.
"Untuk Caleg DPRD Cianjur yang gagal, mengamuk dan memecahkan kaca di kantor KPUD, Caleg di Pulau Seribu marah hebat dan meminta kembali sembako yang telah diberikan karena hanya mendapatkan 1 suara di TPS-nya dan caleg di DPRD Kabupaten Semarang meminta kembali seragam dan uang yang telah diberikannya," bebernya.
Peristiwa tersebut, kata dia, mencerminkan ketidaksiapan para caleg atas kekalahan mereka. Lebih dari itu, transaksi politik yang dibangun para calon dengan masyarakat hanya dalam bentuk uang dan barang, bukan visi-misi membangun dapilnya saat dirinya terpilih.
"Politik transaksional sangat vulgar terjadi melalui uang dan barang antara caleg dan pemilih, sehingga ketika caleg tersebut tidak mendapatkan suara banyak dan tidak mendapatkan kursi, uang dan barang tersebut diminta kembali," tandasnya.
(ded)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.