Share dulu ya sob
Facebook
Google+
Twitter
JAKARTA- Pengadaan tank Leopard untuk menambah kekuatan armada TNI Angkatan Darat, menjadi salah satu hal yang dibahas dalam debat calon presiden (capres) putaran ketiga antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi).
Saat itu Jokowi, menanyakan kepada Prabowo apakah spesifikasi tank Leopard sesuai dengan Indonesia karena memiliki bobot seberat 62 ton. Kata Jokowi, tank tersebut dinilai tidak cocok digunakan di Indonesia.
Menurut Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, pendapat Jokowi tersebut keliru. "Soal Leopard, menurut saya Jokowi mendapatkan masukan keliru. Pertama, dalam postur pertahanan angkatan darat kita belum memiliki main battle tank, kita hanya memiliki tank-tank jaman dulu yang sudah usang yakni scorpion dan AMX. Dan kebutuhan TNU untuk tank berat sudah masuk kajian," jelas Mahfudz di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/6/2014).
Dia menambahkan, perdebatan tank Leopard itu salah satunya adalah soal pilihan jenis. "Saat itu ada yang mengusulkan Leopard dari jerman, terus Rusia, dan Amerika Serikat, tapi sama-sama main battle tank," tegasnya.
Namun, dia menyatakan pembahasan panjang antara pemerintah, TNI dan Komisi I DPR sudah memutuskan dan menyutujui pembelian tank Leopard dengan berbagai syarat. Salah satunya harus disesuaikan dengan kebutuhan Indonesia.
"Kita setuju beli tank Leopard kalau langsung membeli dari Jerman tanpa ada kondisional politik. Kedua dilakukan modifikasi sesuai kebutuhan Indonesia sehingga paket yang dikirim ke Indonesia sudah sesuai dan namanya juga diubah jadi Leopard RI," paparnya.
"Saya melihat ada informasi yang tidak lengkap atau keliru kepada Jokowi," tuntasnya. (ugo)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.