Share dulu ya sob
Facebook
Google+
Twitter
JAKARTA - Politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, memutuskan mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla karena dinilai sejalan dengan kesuksesan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun, deklarasi Ruhut dengan membawa-bawa nama SBY justru menuai kritik.
Pengamat Politik, Arya Fernades, menilai sikap Ruhut tidak etis sebab SBY sudah secara tegas memilih netral.
"Dalam keputusan Rapat Pimpinan Parta Demokrat kemarin menyatakan netral dan membebaskan para kadernya untuk mendukung siapa saja capres dan cawapresnya dan dia minta restui kemudian direstui. Namun tidak dibenarkan juga jika dia (Ruhut) menyeret nama SBY atas dukungannya,“ kata Arya kepada Okezone, Rabu (25/6/2014).
Kendati, Arya memaklumi Ruhut memang sering bertindak di luar kendali parpol. Seperti saat sebelumnya mendukung Anas kemudian berbalik menyerang mantan Ketua Umum Demokrat itu. “Manuver-manuver dia sangat lincah. Ruhut selalu ingin menciptakan panggung sendiri,“ tuturnya.
Mengenai etis dan tidak etisnya sikap Ruhut, pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, berpendapat lain. Menurut Hendri manuver Ruhut tidak harus disalahkan.
“Menurut saya itu biasa dalam politik. Itu dimaksudkan untuk menarik suara. Jadi tinggal menunggu Pak SBY saja, apa dia mendukung juga Jokowi atau tetap konsisten,” tutupnya.
(ded)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.