Share dulu ya sob
Facebook
Google+
Twitter
JAKARTA- Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menilai pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla akan kalah dalam pertarungan Pemilihan Presiden 2014 apabila tidak berjuang mendongkrak elektabilitasnya yang terus menurun. Sebab, elektabilitas lawannya, Prabowo dan Hatta Rajasa semakin meningkat.
"Dari hasil survei Indikator Politik Indonesia pada Maret sampai awal Juni, elektabilitas Jokowi menurun sedangkan Prabowo justru meningkat," kata Burhanuddin, Rabu (18/6/2014)
Menurut Burhanuddin untuk mendongkrak tren elektabilitas yang menurun jauh lebih sulit ketimbang untuk menaikkan elektabilitas dari bawah ke atas. "Untuk mendongkrak tren turun ini, tim Jokowi butuh energi tiga kali lipat," terang Burhanuddin.
Ia mengatakan, melemahnya elektabilitas Jokowi disebabkan karena beberapa hal. Menurutnya, Jokowi adalah calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang diidentikkan sebagai pemimpin jujur dan dekat dengan rakyat sedangkan Prabowo dari Partai Gerakan Indonesia Raya dianggap sebagai pemimpin yang tegas dan berwibawa.
Namun berdasarkan hasil survei Indikator politik Indonesia, lanjutnya, jumlah masyarakat yang menginginkan pemimpin jujur semakin berkurang. Pada tahun 2013 menunjukkan 60 persen masyarakat yang memilih pemimpin jujur namun pada tahun 2014 menjadi 40 persen.
"Kejujuran mengalami penurunan sebagai kriteria yang sangat penting dari capres yang menyebabkan tren Jokowi turun. Saat ini, masyarakat cenderung memilih berdasarkan persepsi terhadap capres," jelasnya.
Selain itu, kampanye hitam efektif menurunkan elektabilitas Jokowi. Beberapa waktu lalu Jokowi diserang kampanye hitam menyangkut isu SARA seperti Jokowi keturunan Tionghoa dan kristen serta anti-Islam.
"Kampanye hitam terkait isu Kristen dan Tionghoa ternyata efektif menurunkan elektabilitas Jokowi. Sedangkan elektabilitas Prabowo tidak terganggu dengan isu pelanggaran HAM," ujar Burhanuddin.
Ia menjelaskan Prabowo semakin didukung kelas menengah yang tidak terpengaruh dengan isu pelanggaran HAM yang dikaitkan dengan mantan perwira TNI Angkatan Darat itu.
"Survei saat ini menunjukkan Jokowi kalah di kalangan kelas menengah. Isu tentang HAM selama empat tahun hanya naik tiga persen, kampanye HAM berjalan ditempat karena banyak orang yang tidak tahu. Ini menunjukan ada kegagalan untuk memberikan pendidikan politik pada masyarakat tentang HAM," tutur Burhanuddin. (ant//ugo)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.