Share dulu ya sob
Facebook
Google+
Twitter
Joko Widodo (Jokowi) (Foto: Okezone) JAKARTA - Pernyataan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri yang menyebut Jokowi merupakan petugas partai, semakin menguatkan anggapan bahwa sosok Jokowi hanya menjadi boneka untuk mendulang suara di pemilihan presiden 2014.
Pengamat politik dari Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara, berpendapat, pernyataan Megawati tersebut mencerminkan sosok mantan Presiden RI kelima tersebut sebagai tokoh yang kurang reformis.
"Pola pikir Megawati justru identik dengan zaman orde baru dulu. Jangan lupa, dulu di masa orde baru," ujar Igor di Jakarta, Jumat (16/5/2014).
Bahkan, kata dia, mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) terdahulu, Yogi S Memet pernah mengatakan bahwa anggota DPR adalah wakil parpol, bukan wakil rakyat. Hal itu lanjut Igor hanya merupakan perumpamaan atau analogi bagi posisi Jokowi saat ini.
"Sekarang di era yang dibilang reformasi ini, ternyata masih ada ketua umum parpol besar pemenang pileg, yang lantang bicara bahwa Jokowi sebagai capres PDIP adalah petugas partai," terangnya.
Menurut Igor, rakyat harus lebih jeli dan sadar bahwa ada parpol atau sosok figur yang dipandang reformis namun sebenarnya melanggengkan politik status quo.
"Publik harus mulai realistis bahwa Jokowi itu memang capres instan yang didorong maju untuk mendulang suara belaka bagi PDIP. Tentu hal itu sah saja, tetapi ini adalah manifestasi lain dari gimmick dalang (Megawati) terhadap wayangnya (Jokowi)," cetus Igor.
Semangat untuk melaksanakan agenda reformasi lanjut Igor dewasa ini masih kurang maksimal. Di mana pusat kekuasaan masih dipegang dan terkonsentrasi oleh elite, bukan kepada sistem. (ydh)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.