Share dulu ya sob
Facebook
Google+
Twitter
JAKARTA - Politisi Partai Golkar Nusron Wahid enggan berspekulasi ihwal motif utama di balik pemecatannya apakah terkait peluangnya duduk sebagai pimpinan DPR atau tidak, lantaran berhasil mendulang suara terbanyak pada Pemilu Legislatif 2014.
Aturan di internal DPP Partai Golkar memang terdapat klausul bahwa caleg dengan suara terbanyak berpeluang menduduki jabatan pimpinan DPR. Nusron sendiri berhasil meraup 243.021 suara.
Hal ini merupakan keputusan Rapimnas V Partai Golkar pada Nopember 2013 lalu. "Itu hasil Rapimnas V November 2013," kata Nusron Wahid di Jakarta, Selasa (1/7/2014) malam.
Namun, Nusron lagi-lagi menegaskan tak mau berspekulasi bahwa itu menjadi salah satu sebab dirinya dipecat dari Golkar selain alasan dirinya mendukung pasangan Jokowi-JK di Pilpres 2014.
"Tapi yang paling pokok bagi saya adalah bahwa internal Golkar sedang tidak sehat, tidak ada suasana demokratis," ucapnya.
Secara terpisah, Politisi Partai Golkar lainnya yang ikut dipecat, Poempida Hidayatulloh, menyatakan dirinya setuju dengan situasi adanya tekanan untuk memberhentikan mereka bertiga.
Sebab, kata Poempida, sosok seperti dirinya dianggap sebagai orang yang berada di garis depan Jokowi-JK khususnya ketika berbicara ke publik melalui media massa.
"Kami yang aktif untuk menangkal isu-isu negatif. Nusron dengan GP Ansor-nya memang memperkuat basis Jawa Timur, dan Agus Gumiwang di Jawa Barat dan Banten gerakannya sangat baik dalam menggalang dukungan," jelas Poempida.
Kalau dianalisa lebih jauh, ujar dia, maka Jabar dan Jatim adalah battle ground Pilpres 2014 ini. "Inilah kemudian mengapa kami dianggap harus ditiadakan keberadaannya," ulasnya.
Ketua DPP Golkar Bidang Organisasi dan Daerah Mahyudin menyatakan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie sudah menandatangani surat pemecatan Nusron Wahid, Agus Gumiwang, dan Poempida Hidayatullah.
Ketiga nama itu saat ini masih tercatat sebagai anggota DPR dari Fraksi Golkar. Nusron dan Agus Gumiwang bahkan sudah tercatat kembali terpilih sebagai anggota DPR untuk periode 2014-2019.
Ketiganya lantas membawa persoalan ini ke ranah hukum. Mereka memberikan kuasa kepada Todung Mulya Lubis untuk memperjuangkan pembatalan pemecatan.
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tak ambil pusing soal gugatan yang dilayangkan tiga kader partainya yang dipecat karena membelot memberikan dukungan pada pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Menurut pria yang akrab disapa Ical itu, dalam menjatuhkan sanksi pemecatan pihaknya tidak mendapat tekanan dari pihak manapun, semua itu murni keputusan partai.
"Tidak ada tekanan, teknis dari Golkar. Murni keputusan partai yang disarankan satu tim, empat ketua Partai Golkar. Enggak apa-apa (digugat), nanti kita lihat siapa yang menang," tegas Ical. (trk)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.