Share dulu ya sob
Facebook
Google+
Twitter
Penyebab Jokowi Dapat Suara Nol di Madura (Foto: Antara) BANGKALAN - Pengamat sosial politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Faidhal Mubarok, menilai pasangan Prabowo-Hatta sangat wajar bisa menguasai perolehan suara di Pulau Madura dalam pelaksanaan Pemilu Presiden (Pilpres), dibandingkan pasangan Jokowi-JK. Sehingga tidak perlu ditanggapi berlebihan atas kemenangan telak yang diraih Prabowo-Hatta di pulau garam.
"Pihak-pihak yang menuding negatif atas perolehan suara Prabowo disini, karena mereka kurang paham tentang sosio cultural masyarakat Madura. Di mana setiap pemilihan langsung mulai tingkat kepala desa (pilkades), pilbup, pilgub hingga pilpres dipengaruhi tiga faktor," terang Faidhal saat dikonfirmasi, Sabtu (19/7/2014).
Ia menjelaskan, untuk faktor yang pertama pengaruh dari tokoh ulama dan tokoh masyarakat (tomas) di Madura. Para tim sekses Prabowo-Hatta mampu merangkul dua elemen tersebut. Sebab, masyarakat dalam menentukan pilihan politik masih melihat pendapat dan suara dari tomas dan tokoh ulama.
"Apa yang diarahkan dua elemen ini bisa menentukan arah dukungan masyarakat Madura. Jika para elite politik paham masalah ini, mereka tidak akan mempermasalahkan kemenangan Prabowo-Hatta di Madura. Namun, karena mereka kurang paham terhadap kondisi yang terjadi di masyarakat, akhirnya menyoroti," ungkapnya.
Menurut Faidhal, masuknya nama RKH Fuad Amin sebagai pendukung pasangan Prabowo-Hatta mempunyai peran besar dalam mempengaruhi pilihan politik masyarakat. Pasalnya, sikap politik yang diambil mantan Bupati Bangkalan ini, diikuti oleh sebagian besar masyarakat Madura.
"Pengaruh Fuad Amin mengakar kuat, apalagi beliau masih trah Bani Cholil di Bangkalan. Sosio cultural masyarakat yang cenderung beranggapan pilihan dua elemen penting sebagai pilihan terbaik bagi mereka juga. Kemudian faktor kedua yakni sosok capres sendiri yakni Prabowo dan Jokowi," paparnya.
Masyarakat Madura, sambung Faidhal, dikenal memiliki sifat keras dan tegas. Karakter kuat dan tegas pada diri Prabowo juga mempengaruhi pilihan kalangan masyarakat. Sebab, sosok Prabowo dianggap mewakili karakter warga Madura. Terakhir, dipengaruhi persepsi pemilih. Pilihan masyarakat saat pileg dengan pilpres berbeda.
Saat pileg para kontestan sangat bersentuhan dengan kehidupan masyarakat. Bahkan, masih ada yang ikatan keluarga dengan caleg. Kemudian dalam menentukan pilihan, mereka tidak perlu menunggu fatwa dari tokoh ulama dan tomas. Berbeda saat pilpres, warga kurang mengenal Prabowo-Hatta atau Jokowi-JK, karena tidak bersentuhan langsung.
"Lalu dalam menentukan pilihan masih melihat atau mendengar pilihan politik dari tomas atau ulama. Kemudian menentukan hak pilih sesuai dengan persepsinya. Sedangkan suara partai dari masing-masing koalisi tidak begitu berpengaruh dalam meraih simpati pemilih. Kemudian sangat wajar jika Prabowo-Hatta menang mutlak di Madura akibat tiga faktor tersebut," tandasnya. (Sy (crl)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.