Share dulu ya sob
Facebook
Google+
Twitter
Pemilu 2014 (Ilustrasi) SOLO - Kekhawatiran timbulnya kerusuhan pasca Pilpres seperti halnya kerusuhan 1998 di Kota Solo, dinilai Pengamat Politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah Supriyadi, terlalu berlebihan.
Sekalipun pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla kalah dalam Pilpres, kota Solo tidak mungkin akan terjadi kerusuhan.
"Itu terlalu berlebihan. Semisal dalam Pilpres nanti, capres asal kota Solo kalah, Solo tidak mungkin terjadi kerusuhan, karena Solo beda dengan kota lainnya," papar Supriyadi kepada Okezone.
Dia menilai, kerusuhan besar yang terjadi pada 1998 di Solo, bukan karena dipicu sosok figur atau warisan nenek moyang, namun lebih banyak didominasi ikatan-ikatan premodial.
"Saat itu hal yang menghancurkan Solo yakni gerakan SARA. Dan ikatan Premodial ini tidak berlaku di Yogya, termasuk di Makasar. Ini yang saya sebut tiap daerah memiliki konflik berbeda," jelasnya.
Munculnya kekhawatiran bila konflik terjadi di Kota Solo akan meluas ke kota lainnya juga dinilai tidak mungkin terjadi. "Contohnya 1998, konflik Premodial besar itu hanya terjadi di Jakarta dan Solo saja, sedangkan di daerah lainnya tidak terjadi," tegasnya. (kem)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.