Share dulu ya sob
Facebook
Google+
Twitter
Capres Prabowo Subianto dan Jokowi (Foto: Okezone) JAKARTA - Pendidikan dan karakter bangsa menjadi persoalan tersendiri yang harus diselesaikan oleh pemerintahan mendatang.
Tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Reni Marlinawati, menjelaskan mimpi Prabowo dalam membangun bangsa sesuai dengan keinginan para pendiri bangsa yang teruang dalam Undang-Undang Dasar 1945.
"Salah satu yang kita lakukan adalah untuk manusia yang berbudi luhur dan berakhlak, maka penting untuk mendalami pendidikan agama dan diikuti dengan budaya bangsa. Bermoralitas tinggi, fisik sehat, intelktual harus cerdas, kreatif, inovatif dan tentu mengetahui ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Reni saat diskusi round table bertema "Pendidikan dan Penguatan Karakter Bangsa" di Kampus II Universitas Islam Negeri, Jakarta, Sabtu (28/6/2014).
Karenanya, untuk dapat mewujudkan keinginan itu, dia menjelaskan pihaknya akan lebih mengedepankan pada rasa aman dan nyaman pada seluruh warga negara. "Baru kemudian mengisi perut seluruh rakyat lalu kemudian diberikan pendidikan agar cerdas dan mampu mengikuti dan terlibat pada perkembangan dunia," terang Reni.
Lantas bagaimana dengan kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla? Kubu pasangan capres nomor urut dua itu setidaknya mencatat lima persoalan yang ada di dunia pendidikan untuk diperbaiki.
"Kecenderungan umum pada aspek materi ajar dan pengembangan bukti pekerti dan berpendapat dan menghargai kebinekaan. Lalu juga persoalan mahalnya dunia pendidikan. Meskipun siswa tidak ikut bayar masih ada biaya lain yang harus dibayar," ujar tim pemenangan Jokowi-JK, Zuhairi Misrawi.
Pria yang akrab disapa Gus Mis itu pun mempersoalkan tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah dan penyeragaman kurikulum seperti Ujian Nasional (UN). "Dan terakhir adalah fasilitas di pedalaman minim dan minimnya IPTEK," sambungnya.
Dia pun mengaku, telah menyiapkan beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan itu, diantaranya, menekan kembali kurikulum dengan mengedepankan kewarganegaraan dan penyeragaman kurikulum termasuk di UN tidak akan diberlakukan kembali.
"Yang paling penting tentu, revolusi mental yang adalah ajaran Rasulullah SAW. Untuk membangun revolusi mental SD, 75 persen karekater, 25 persen pengetahuan. SMP 60-40, SMA 20-80. Lalu, Penghasilan guru yang memadai dengan memberikan tunjangan guru dan asuransi," paparnya.
Selain itu, Jokowi-JK juga menjanjikan pemerataan fasilitas pendidikan, melakukan rekrutmen tenaga pengajar secara merata, 12 tahun tanpa biaya dengan dilakukan selektif, beasiswa pada sekolah swasta melalui subsidi hingga tingkat perguruan tinggi.
Kemudian, pembiayaan tambahan pada penelitian dan pembekalan ilmu tentang teknologi bagi para pemimpin dan politisi, pun tak ketinggalan akan dijalankan mereka jika menang.(fid) (ahm)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.