Share dulu ya sob
Facebook
Google+
Twitter
Prabowo dan Jokowi (foto: Okezone) JAKARTA - Persoalan tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri masih menjadi pekerjaan rumah bangsa ini. Mulai dari penyiksaan TKI hingga adanya ancaman hukuman mati bagi para penyumbang devisa tersebut.
Moderator debat capres putaran ketiga, Hikmahanto Juwana pun menyinggung soal upaya perlindungan terhadap warga negara Indonesia yang berprofesi sebagai TKI, khusunya wanita kepada Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi). Lantas bagaimanakah jawaban mereka?
Pada kesempatan pertama, Jokowi menjelaskan, masalah TKI merupakan persoalan yang harus diselesaikan. Dia pun mengidentifikasi persoalan TKI di luar negeri.
"Masalahnya ada sebelum penempatan, baik seleksi dan pelatihan harus detail dan diawasi, jangan sampai yang dikirim ke sana tidak diseleksi dan terlatih," ungkap Jokowi, dalam debat capres, di Hotel Holiday Inn, Jakarta, Minggu (22/6/2014).
Jokowi juga menyinggung, kedutaan besar Indonesia di luar negeri harus bisa memberikan perlindungan tentu harus ada menajemen pengawasan untuk mendata kondisi TKI.
"Mereka tiap bulannya, apakah sehat atau dalam kondisi dianiaya, terutama di TKI-nya banyak. Kita tak usah mengirim ke negara yang tidak punya Undang-undang Perlindungan TKI, kita moratorium saja karena ini menyangkut nyawa, harkat dan martabat kita," jelas capres nomor urut dua itu.
Sedangkan, Prabowo menganggap, TKI merantau ke luar negeri karena lahan pekerjaan di Indonesia sangat minim, bahkan sulit.
"TKI kita mereka berangkat karena terpaksa karena di Indoensia tidak ada lapangan kerja dan harus bekerja mencari sesuap nasi untuk menghidupi anak dan orangtua mereka," kata Prabowo.
Prabowo pun membagi cerita soal pengalamannya menyelamatkan seorang TKI wanita asal Atambua yang terancam mati di Malaysia, yaitu Wilfrida Soik. Dia pun, mengaku sering bertemu dengan TKI di luar negeri dan mengetahui kondisi mereka.
"Saya selalu lihat mereka karena pernah tinggal di luar negeri. Saya lihat mereka di Timur Tengah dan saya pernah membantu salah satu TKI wanita dari Atambua, dia merupakan anak yang sangat miskin dan pergi saat berusia 15 tahun, dia tersiksa dan karena psikologis dia membunuh majikannya," paparnya.
"Kemiskinan di dalam daerah tertinggal, kita harus menseleksi, mendidik dan menyiapkan, serta mensertifikasi TKI. Masalahnya banyak TKI yang diselundupkan atau ilegal human trafficking," lanjutnya.
Capres nomor urut satu ini juga bertekad akan memperbaiki kualitas TKI agar tidak hanya bekerja sebagai pembantu rumah tangga saja.
"Bagaimanan caranya TKI tidak hanya jadi tukang sapu dan pembantu rumah tangga, ini membutuhkan uang kalau perekonomian negara baik itu bisa diwujudkan. Indonesia disegani kalau rakyatnya makmur, bisa sekolah, bisa mendapat pelayanan kesehatan yang baik," tuntas Prabowo.(fid) (ahm)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.