Share dulu ya sob
Facebook
Google+
Twitter
Ketua Dewan Pembina yang juga capres Partai Gerindra Prabowo Subianto DEPOK - Proses pertarungan kedua pasang calon presiden dan calon wakil presiden menjelang 9 Juli mendatang semakin panas. Berbagai macam kampanye hitam (black campaign) bahkan terus merebak menyudutkan kedua pasang calon.
Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat, mengatakan merebaknya kampanye hitam berarti kedua tim sukses semestinya mengajarkan pendidikan politik. Tetapi, yang terjadi justru adalah politik tanpa etika.
"Ini di kita memang isu agama pun menarik, justru jadinya politik tanpa ertika, kampanye positif bagus, kampanye negatif bagus, kampanye hitam yang enggak boleh," tegasnya kepada Okezone, Kamis (29/05/2014).
Cecep menegaskan, saat ini hanya ada dua pasang petarung yang berlaga dalam pilpres nanti. Sehingga kedua tim sukses masing - masing kubu tentu akan memperjuangkan segala cara dan bertarung habis - habisan.
"Hasil survei kan terakhir mengarah ke Jokowi-JK. Mereka memiliki kecendurungan, tetapi Prabowo - Hatta pun koalisi partai lebih banyak, tetapi bisa jadi parpol tidak mewakili suara masyarakat, ini yang menyebabkan pertarungan menjadi Sudden Death, kedua pasang calon akan all out dan habis - habisan," paparnya.
Meskipun berulang kali kubu Jokowi - JK, mengatakan koalisi tanpa syarat, Cecep menilai hal itu mustahil terjadi. Di dalam politik siapa pun pasti memiliki kepentingan. Dia menambahkan, kini tahapannya hanya tinggal menunggu saatnya debat capres dan cawapres.
"Jangan sampai politik dagang sapi. Tak mungkin juga politik tanpa syarat, saya enggak percaya. Pasti ada juga bagi - bagi menteri. Kini kedua pihak pasti tengah mempersiapkan diri debat capres, dimana Jokowi akan lebih berkonsep kerakyatan melawan Prabowo yang lugas, begitu pula masing - masing tim sukses," tuntasnya.(fid) (ahm)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.