Share dulu ya sob
Facebook
Google+
Twitter
JAKARTA- Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Luhut Pandjaitan keluar dari partai berlambang pohon beringin itu, setelah silang pendapat terkait dukungan di Pemilu presiden (Pilpres) 2014.
Dalam surat pengunduran diri Luhut yang dilayangkan kepada Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Akbar Tanjung. Purnawirawan Jenderal ini resmi menyatakan keluar dari partai yang dipimpin oleh Aburizal Bakrie (Ical) terhitung, 21 Mei 2014.
"Setelah mempertimbangkan secara matang dan mendalam berbagai perkembangan politik yang menimpa partai kita yang kita cintai bersama akhir-akhir ini maka melalui surat ini saya secara resmi mengajukan pengunduran diri saya dari kedudukan sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar terhitung hari ini, tanggal 21 Mei 2014," tulis Luhut dalam surat pengunduran dirinya yang diterima Okezone.
Kemudian, dalam surat itu, Luhut menyampaikan, pada 19 Mei 2014 telah berbicara langsung dengan Ical dan menjelaskan soal dukungannya kepada Calon presiden (Capres) dari PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi).
Pilihan tersebut, sambung Luhut karena mengganggap Jokowi merupakan Capres terbaik yang ada saat ini. "Untuk itu sampaikan pula bahwa meskipun dengan berat hati, kelihatannya kami harus berpisah dalam keberpihakan, namun hendaknya pertemanan kami yang telah terbina lama tetap dapat berlanjut. Atas penyampaian saya tersebut, beliau dapat menerimanya dengan baik," tandasnya.
"Sebagai konsekuensi logis atas dasar pilihan terhadap Jokowi, saya sampaikan secara resmi surat pengunduran diri sebagai Wakil Ketua merangkap anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar yang saudara pimpin," imbuhnya.
Kendati demikian, Luhut menilai perbedaan pilihan bukanlah hal yang mesti di pertentangkan melainkan untuk dikelola. Mengingat, perbedaan merupakan corak khas wawasan NKRI.
"Saya ucapkan banyak terima kasih atas kerjasama yang erat yang telah kita bina bersama selama beberapa tahun terakhir ini, dan semoga sukses terus menyertai kita semua di tempat dan posisi masing-masing," pungkasnya.
Sekadar diketahui, Golkar memang telah menjatuhkan pilihan terhadap Capres yang diusung oleh Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Namun, pilihan partai orde baru ini menimbulkan riak di internal, karena ada beberapa kader yang bertolak belakang dan menjatuhkan pilihan kepada Jokowi, terlebih setelah politisi seniornya, Jusuf Kalla (JK) dipinang oleh Jokowi sebagai cawapres. (ugo)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.