Share dulu ya sob
Facebook
Google+
Twitter
Ilustrasi (Foto:Okezone) JAKARTA - Direktur Eksekutif Perkumpulan Pemilu untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraeni, pesimis dengan pengawasan yang dilakukan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dalam penyelenggaraan Pemilu 2014.
Hal itu berdasar dari temuan Indonesian Corruption Watch (ICW), dimana masih banyak pelanggaran politik uang yang dilakukan oleh peserta pemilu saat berkampanye.
"Kalau kita lihat dan amati tidak banyak yang disampaikan oleh Bawaslu, yang sudah dilakukan atas pengawasan politik uang," kata Titi kepada Okezone, Senin (7/4/2014).
Sebetulnya, sambung Titi, ini membuktikan jika Bawaslu tidak maksimal dalam melakukan pengawasan atas praktik politik uang yang terjadi di lapangan. Buktinya, yang terdengar bukan gaung Bawaslu dalam melakukan pengawasan, melainkan temuan dari masyarakat dalam hal ini ICW yang justru di publis.
"Katakanlah mereka sudah melakukan pengawasan itu di lapangan, tapi kan tidak disampaikan (ke publik), jadi memang ada masalah di Bawaslu," tukasnya.
Menurut Titi, dengan sikap pengawasan yang dilakukan Bawaslu seperti ini, bagaimana mungkin bisa memberikan efek jera kepada para pelanggar. "Janganlah jadi derita di rumah Bawaslu sendiri," tuturnya.
Sementara itu, ketika mencoba mengkonfirmais hal itu, komisioner Bawaslu, Daniel Zuchron mengaku sedang rapat, dan belum bisa memberikan tanggapan, dan meminta dihubungi melalui pesan singkat. "Saya masih rapat, lewat SMS saja," ujarnya.
Sayangnya, pesan singkat yang dilayangkan Okezone, juga tak kunjung mendapat jawaban.
Seperti diketahui, ICW melansir data pelanggaran politik uang, dan pelanggaran lainnya yang dilakukan oleh partai politik peserta pemilu. Yakni, Partai Golkar 23 kasus pelanggaran, Partai Amanat Nasional (PAN) 19 kasus, Demokrat 17 kasus, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 13 kasus. (ydh)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.