Share dulu ya sob
Facebook
Google+
Twitter
Hatta Rajasa JAKARTA - Hasil penghitungan suara cepat (quick count) dalam pemilu legislatif 2014 menujukan tak ada partai politik yang mencapai 20 persen suara sah nasional atau paling tidak memiliki 25 kursi di parlemen. Artinya, seluruh partai harus berkoalisi agar dapat mengusung calon presiden dan calon wakil presiden.
Begitu juga yang dilakukan kubu Hatta Rajasa yang mendorong Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu untuk bersanding dengan para lawan politiknya, seperti Joko Widodo (Jokowi). Namun figur Hatta dinilai akan menjegal Jokowi.
Peneliti Senior Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo, PDIP akan mempertimbangkan untuk menerima Hatta sebagai cawapres pendamping Jokowi. Hal itu lantaran, Hatta merupakan besan dari Ketua Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Hatta itu besan SBY, kita tahu hubungan Megawati dengan SBY belum sepenuhnya cair, menurut saya itu kendalanya. Hatta juga bagian dari pemerintahan SBY-Boediono yang dinilai sebagian besar publik kurang memuaskan dalam kinerjanya. Publik jelas akan mempersepsikan figur Hatta sebagai representasi dari keluarga Cikeas," ujar Karyono.
Selain itu, isu dugaan keterlibatan Hatta Rajasa terkait kasus korupsi di Kementerian Perhubungan masih melekat di benak publik. Hal itu akan membuat publik ragu untuk memilihnya.
Dijelaskan Karyono, PDIP tentu memiliki pertimbangan dan menghitung plus minusnya bila menerima Hatta sebagai cawapresnya Jokowi.
PDIP akan mempertimbangkan beberapa aspek sebelum memastikan siapa figur yang layak mendampingi Jokowi, yaitu aspek elektabilitas, integritas personal, kapasitas personal, chemistri, kemampuan logistik untuk membiayai kampanye dan kemampuan melobi agar mempengaruhi keputusan politik dikalangan parpol serta mempengaruhi dinamika politik di parlemen.
"Sejauh ini saya mengamati, manuver kubu Hatta untuk menjadi cawapresnya Jokowi belum mendapat respon positif, namun demikian bukan berarti PDIP menutup peluang koalisi dengan PAN. Peluang koalisi itu masih terbuka, tetapi jika koalisi itu meminta Hatta menjadi cawapres berpasangan dengan Jokowi, saya rasa belum tentu PDIP dan Jokowi mau menerima," ungkapnya. (kem)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.