Share dulu ya sob
Facebook
Google+
Twitter
Partai Golkar (Foto: Dok Okezone) JAKARTA - Merasa yakin tidak akan menembus 25 persen suara sah nasional sebagai syarat ambang batas pencalonan presiden (presidential treshold), Partai Golkar mulai melirik partai poros tengah untuk menjalin koalisi.
Menurut Ketua DPP Partai Golkar, Hajriyanto Y Thohari, peta politik pascapemilu legislatif (Pileg) menjadi sangat menarik, lantaran dari hasil hitung cepat atau quick count tidak ada satupun partai yang lolos 20 persen perolehan suaranya. Sehingga akan mengubah peta politik, dimana partai politik akan berpikir untuk melakukan koalisi.
"Maka partai penengah dan partai islam menjadi penentu," katanya saat ditemui di diskusi Pesan Kunci bertajuk What Next Indonesia di Cikini, Jakarta, Kamis (10/4/2014).
Hajriyanto menambahkan, dari tiga parpol yang berada di urutan teratas, seperti PDIP, Golkar, dan Gerindra, akan berlomba dan saling adu cepat. "Untuk meyakinkan partai menengah untuk berkoalisi, partai menengah yang dapat perolehan 6-9 persen itu memiliki posisi tawar tinggi sekali," tukasnya.
Mengingat, saat ini tidak ada satupun parpol besar yang bisa ajukan presiden. Ini yang tentunya menjadi problem semua parpol yang maju dalam pemilu 2014.
Sejauh ini, untuk Golkar sendiri, ujar Hajriyanto, sudah melakukan penjajakan dengan beberapa parpol, dan itu sudah dimulai sebelum Pileg.
"Tapi belum sampai tingkat ke konklusi, itu (pembicaraan) sebelum Pileg, tapi semuanya itu menunggu hasil Pileg, dan hasil Pileg sedang dihitung," tandasnya.
Golkar akan melihat perkembangannya nanti, dan semua parpol juga akan menghitung kapasitasnya masing-masing bila hasil rekapitulasi suara dari KPU resmi dikeluarkan.
(ded)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.